BNN Konawe Keluhkan Minimnya Anggaran, Dorong Kolaborasi CSR di Kawasan Rawan Narkoba
2 min read
Oplus_131072
BNN Konawe Keluhkan Minimnya Anggaran, Dorong Kolaborasi CSR di Kawasan Rawan Narkoba
Unaaha, suarapinggiran.com, (7 Agustus 2025) —
Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Konawe mengungkapkan kekecewaannya atas minimnya dukungan anggaran operasional dari APBD 2025. Sejak resmi berdiri pada Juli 2024 lalu, BNNK Konawe nyaris belum dapat menjalankan program kerja secara optimal akibat keterbatasan anggaran. Hal tersebut karenanya, menjadi pemicu Lambannya BNN dalam Pemberantasan & Pencegahan penyalahgunaan narkoba di Konawe bahkan pasca penandatanganan MoU antara kedua belah pihak pada 26 Juni 2025 lalu.
“Kami sangat berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah. Sampai saat ini, belum ada progres berarti karena operasional pun sangat terbatas,” ujar Kompol H. Tira Wijaya, S.H.,M.H., Kepala BNNK Konawe, saat ditemui di kantornya.
Kondisi ini menjadi ironi mengingat peran strategis BNN dalam menangani ancaman serius penyalahgunaan narkoba, terlebih di tengah pesatnya perkembangan kawasan industri di Kabupaten Konawe, khususnya di Morosi.
Kehadiran tambang dan smelter nikel di kawasan Mega Industri Morosi dinilai membawa dampak ekonomi yang signifikan. Namun, pertumbuhan ekonomi yang masif ini juga diiringi oleh peningkatan risiko sosial, termasuk maraknya potensi penyalahgunaan narkotika.
BNN Ajak Dunia Usaha Terlibat dalam Program CSR Antinarkoba
Untuk menjawab tantangan tersebut, BNNK Konawe mendorong sinergi dengan sektor swasta melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (CSR), terutama di wilayah rawan narkoba.
BNNK telah menyiapkan petunjuk teknis (juknis) untuk mengelola dana CSR sebagai bagian dari strategi pemberdayaan masyarakat. Lewat juknis tersebut, BNN mengajak perusahaan-perusahaan untuk turut aktif dalam membangun program pencegahan berbasis komunitas, seperti Desa Bersinar (Desa Bersih dari Narkoba).
“CSR bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan tanggung jawab moral perusahaan atas dampak yang ditimbulkan dari aktivitasnya. Ketika masyarakat sejahtera dan berdaya, maka ruang bagi penyalahgunaan narkoba pun akan semakin sempit,” tegasnya lagi.
BNNK juga mendukung pembentukan Forum CSR Kabupaten Konawe sebagai wadah koordinasi antara dunia usaha, pemerintah daerah, dan lembaga lainnya, termasuk BNN, dalam menyusun strategi bersama memberantas narkoba di kawasan rawan.
Harapan: Konawe Bersih Narkoba Melalui Kolaborasi CSR
Dengan adanya forum tersebut, BNN berharap kemitraan dengan sektor swasta bisa lebih terstruktur, transparan, dan berkelanjutan. Kolaborasi ini diyakini menjadi solusi efektif dalam mengatasi peredaran narkoba, utamanya di kawasan industri yang rawan.
“Jika sektor usaha peduli, maka kita bisa mengubah tantangan menjadi peluang. Program pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi lewat CSR akan menjadi tameng sosial dalam menciptakan Konawe yang bersih dari narkoba,” tutupnya.
Laporan : Redaksi