Di Atas Tanah Peradaban
2 min read
SelamatUlangTahun_MediaSuaraPinggiran_YangKeDuaBelas
AM. Haryadi Salim
Di Atas Tanah Peradaban
Di atas tanah peradaban
Orang-orang hidup dalam sahaja
Penggarap tanah tangguh dan perkasa tanpa mesin baja
Tanah-tanah tergarap menjadi subur
Palawija, pohon kelapa, sawah-sawah
Jadi hiasan perut bumi
Penghuni alam semesta
Hidup menjadi sumringah
Menanti panen tiba
Di atas tanah peradaban
Orang-orang tak khan pernah lupa
Tanah kelahiran warisan darah leluhur yang mengering di perut bumi
Memeluk dalam satu semesta yang tak pernah meninggalkan jejak-jejak tapak peradaban
Yang mengental di antara darah dan raga
Jejak-jejak tapak peradaban yang menyatu bau tanah keramat dengan alam semesta
Jejak-jejak tapak peradaban yang tak mengenal dunia agogo terbalut dalam sahaja
Di atas tanah peradaban
Kehidupan tiba-tiba menjadi berkabut
Orang-orang hidup sahaja di kejar gundah
Gundahnya menggetarkan tanah-tanah keramat
Yang terkubur tulang-tulang leluhur dan genang keringat membasahi tanah peradaban menjadi subur
Palawija, pohon kelapa, sawah-sawah
Tak lagi bisa tergarapkan
Lenyap di perut bumi jadi hiasan kehidupan
Ladang-ladang kehidupan hancur tergerus mesin-mesin raksasa
Terjarah rupiah yang menguasai jiwa angkara
Tak ada lagi kidung dipersembahkan saat panen tiba
Ucap syukur Illahi dan alam semesta
Di atas tanah peradaban
Orang-orang hidup sahaja kehilangan kehidupan
Walau di tanah peradaban mengalirkan darah leluhur
Mengalir, menyatu dalam urat nadi orang-orang hidup sahaja
Orang-orang tak beradab lebih kuasa melindas orang-orang hidup sahaja
Di atas tanah peradaban
Rumah-rumah terbangun dengan megah
Mall-mall berdiri menjadi ajang bergengsi
Bangunan-bangunan raksasa tanpa batas waktu senantiasa melenguhkan mesin-mesin raksasanya
Menyemburkan asap nasib kehidupan manusia
Terbangun dengan angkuh
Hidup dan kehidupan menjadi tak jelas
Berpangku pada bumi pertiwi
Semarang, 2023
SelamatUlangTahun_MediaSuaraPinggiran_YangKeDuaBelas
AM. Haryadi Salim
Lumbung-lumbung Konglomerat Tersumbat Tai
Dengan segudang potongan-potongan rupiah merah
Kau sanggup membangun mimpi-mimpi
Bahkan dengan bertumpuk-tumpuk potongan kertas bergengsi luar negeri
Kau bisa membeli isi dunia
Raja penguasa jagad raya
Ahli menimbun harta duniawi
Pulau hampa kau poles menjadi villa
Batu-batu sungai
Pasir-pasir kali
Logam dan mata air
Segala penghuni semesta
Kau hidupkan menjadi lumbung-lumbung bunga keberuntungan
Meski hidup dan kehidupan terancam bencana
Menelan ilalang pada tanah semesta yang sahaja
Lumbung-lumbung konglomerat padat terisi
Berpacu dengan ambisi membangun mimpi-mimpi
Menyulap desa menjadi wajah kota
Menata kota menjadi surga
Atas nama cinta negeri
Hingga melambungkan tonggak jati di atas langit
Merebak di bumi bersama angin tanpa memandang tanah kehidupan manusia hilang dan kering
Menggali tanah tandus penuh dengan batu
Buat apa lumbung-lumbung padat terisi kalau tak punya nurani
Lumbung-lumbung konglomerat tersumbat tai!!!
Semarang, 2024
SelamatUlangTahun_MediaSuaraPinggiran_YangKeDuaBelas
AM. Haryadi Salim
Bangkitlah Anak-anak Pertiwi
Bangkitlah Anak-anak pertiwi
Kita gali sejarah berdarah-darah
Agar kita tak salah arah dalam melangkah
Keringat kebenaran menyatu dengan matahari
Yang tak bisa dijungkirbalikkan oleh cakrawala
Walau mencoba mengelabui dengan bentangan cakrawala indahnya
Langit tak akan diam menurunkan kutukan
Tanpa batas ruang dan waktu
Dan, mesin waktu mencatat tiap gerak cakrawala yang mengangkang di atas langit
Menonjok kekuasaan langit
Kebenaran yang tercatat dengan tinta darah di atas perut bumi dan lembaran buku dunia
Tak khan lekang di makan mesin waktu dan lumut peradaban
Nafas sejarah selalu membangkitkan perjuangan bau amis darah pada tanah kuburan
Bangkitlah pemuda-pemudi Anak-anak pertiwi
Kita gali sejarah berdarah-darah
Agar kita tak salah arah dalam melangkah
Kemunafikan akan merajalela apa bila otak kita terpelintir
Tersambar petir oleh kekuatan cakrawala dengan kecongkakan halilintar
Karna negeri ini butuh pikiran dan keringat kalian
Yang dibentangi hati bersih
Semarang, 2023
SuaraPinggiranJakarta
SuaraRakyat
SuaraAkarRumput
Biodata
AM. Haryadi Salim adalah seorang penulis puisi, esai sastra, dan kini mencoba belajar bikin novel serta sebagai praktisi seni teater. Sudah banyak puisi-puisinya yang dipublikasikan di mass media baik daerah atau nasional