Juli 1, 2025

SUARA AKAR RUMPUT

GAZA ADALAH LUKA YANG KALIAN ABAIKAN

2 min read

GAZA ADALAH LUKA YANG KALIAN ABAIKAN
Karya : Ilhamdi Sulaiman.

Jangan paksa aku menyandang Ak.
Aku hanya ingin menjadi manusia yang memanusiakan manusia,
bukan milisi seperti kau rencanakan.
Bukan umpan kepentingan politik,bukan tumbal dalam jihad,
bukan syahid yang diminta mati.

Di meja runding kalian banggakan,
kalian tahan bantuan.

Malam
kami adalah layar gelap berkilat rudal,guncangan tanah dentuman meriam.
Siang
kami cemas yang tak punya jeda,
dalam lubang persembunyian.

Bagaimana kami melawan
jika kami punya hanya batu
sedang kalian punya besi
dan Kekuasaan?

Kalian bilang kami teroris,
tapi siapa yang mengusir kami
dari tanah kami sendiri?
Siapa yang membakar rumah
dan menutup pintu jalanan kami?

Ibu tak memanggul senjata,
di punggung mereka mengendong harapan.
Ayah kami bukan prajurit,
mereka menggali tanah
bukan untuk bertanam,
hanya untuk liangnya sendiri.

Anak-anak tidak mengenal
waktu bermain
mereka tumbuh
di sela puing sekolah dan doa
mereka takut akan kehilangan?

Kami tak butuh simpati
kami butuh keberanian kalian
untuk menyebut ini kejahatan.

Tidakkah kalian dengar?

“Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
lalu Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal.
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”
(QS Al-Hujurat: 13)

Tapi kalian malah saling membunuh,
tanpa sempat mengenal wajah satu dari saudara lainnya.

Gaza bukan angka algoritma.
Gaza adalah luka
yang kalian abaikan.

Aku malu jika aku hanya diam.
akan malu karena pernah diam.

Jakarta 21 May 2025.

Mengapa Aku Menulis “Gaza adalah Luka yang Kalian Abaikan”
Oleh Ilhamdi Sulaiman

Puisi ini lahir bukan dari ruang sunyi, tapi dari jeritan yang tak terdengar. Setiap hari, kita disuguhi angka-angka korban, ledakan, reruntuhan, dan wajah anak-anak yang tertimbun debu perang. Tapi kita juga disuguhi lupa.
Aku menulis ini bukan karena aku penyair, tapi karena aku manusia. Aku tidak ingin kelak malu karena pernah diam, ketika sesama manusia diluluhlantakkan atas nama kekuasaan dan politik. Puisi ini bukan untuk mengundang simpati. Ia adalah pengingat, bahwa luka di Gaza adalah luka kita semua, jika kita masih mengaku bagian dari kemanusiaan.

Kalau ada yang bertanya, apakah ini karya saya atau buatan mesin? Saya akan menjawab: mesin bisa meniru bentuk, tapi tidak bisa menggantikan kesadaran, empati, dan kegelisahan. Puisi ini lahir dari hati, dari amarah yang jujur, dari rasa malu sebagai manusia yang menyaksikan pembantaian, tapi terlalu lama diam.

Bionarasi :
Ilhamdi Sulaiman yang akrab disapa Boyke
Sulaiman adalah seorang aktor, sutradara teater, dan deklamator yang telah aktif dalam dunia seni sejak 1978. Ia percaya bahwa tulisan adalah ruang refleksi yang jujur, baik sebagai penulis atau manusia biasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *