November 8, 2025

SUARA AKAR RUMPUT

Harga Gabah Turun, Forum CSR Konawe Hadirkan Solusi Penyangga Pangan Daerah

2 min read

Harga Gabah Turun, Forum CSR Konawe Hadirkan Solusi Penyangga Pangan Daerah

Konawe, suarapinggiran.com — Turunnya harga gabah di Kabupaten Konawe kembali menjadi keluhan serius di kalangan petani. Dalam beberapa pekan terakhir, harga gabah kering panen (GKP) hanya berada di kisaran Rp 5.700–5.800 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp 6.500/kg sesuai Inpres No. 6 Tahun 2025.

Situasi tersebut membuat petani terancam merugi dalam jumlah besar. Berdasarkan perhitungan yang beredar di lapangan, penurunan harga gabah kali ini dapat menyebabkan kerugian sekitar Rp 105 miliar dalam satu musim panen di wilayah Kabupaten Konawe.

Menanggapi hal ini, Forum CSR Kabupaten Konawe menginisiasi program Sovereign Food Bank Konawe atau Bank Pangan Berdaulat Berbasis CSR. Program ini akan menjadi sistem penyangga pangan daerah dengan fokus menjaga stabilitas harga di tingkat petani dan konsumen.

“Kita tidak bisa hanya menunggu intervensi harga dari pusat. Kita perlu mekanisme penyangga yang bekerja di daerah. Tujuannya sederhana: petani tidak rugi ketika panen banyak, dan masyarakat tetap mendapatkan pangan dengan harga terjangkau,” tegas Ketua Forum CSR Konawe, Jumran, S.IP.

Bagaimana Cara Kerjanya?

Bank Pangan Berdaulat akan membeli hasil panen petani di harga yang layak, menyimpannya di gudang pangan daerah, dan mendistribusikannya kembali ketika stok mulai menipis atau harga naik.

Komoditas yang akan dikelola antara lain: Beras, Jagung, Kedelai, Sagu, dan Ikan air tawar yang pusat operasional programnya dapat ditempatkan di sejumlah yang dekat dengan sentra produksi.

Didukung CSR Perusahaan

Forum CSR Konawe akan menggandeng perusahaan yang memiliki komitmen pembangunan sosial daerah, guna mendukung pembangunan gudang pangan, penyediaan mesin pascapanen, armada logistik, modal penyerapan panen, dan sistem digital manajemen stok.

Manfaat yang Ditargetkan

Program ini diharapkan memberikan dampak nyata dalam tiga lini:

  • Untuk petani, program ini akan memastikan harga jual hasil panen tidak jatuh drastis saat panen raya, sehingga pendapatan lebih stabil.
  • Untuk masyarakat, harga pangan dapat lebih terkontrol dan tidak mudah melonjak ketika pasokan berkurang.
  • Untuk daerah secara keseluruhan, akan terbentuk rantai pasok pangan yang kokoh, lapangan pekerjaan baru, dan penguatan ekonomi lokal dari hulu ke hilir.

Selain itu, bagi perusahaan mitra, program ini menjadi wujud CSR yang berdampak langsung dan berkelanjutan, bukan hanya seremonial atau bantuan sesaat.

“Ini bukan program bagi-bagi sembako. Ini sistem ekonomi penyangga yang dibangun untuk jangka panjang. Kita ingin Konawe menjadi daerah contoh dalam kedaulatan pangan,” tambah Jumran.

Program ini bakal difinalisasi secara teknis dan melibatkan kemitraan lintas pihak sebelum mulai bergerak di lapangan. Pemerintah daerah diharapkan memberi dukungan.(*)

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *