Komunitas Sastra Jakarta Barat (KOSAKATA): Wadah Kreativitas Sastra yang Tumbuh dari Workshop Literasi

Komunitas Sastra Jakarta Barat (KOSAKATA): Wadah Kreativitas Sastra yang Tumbuh dari Workshop Literasi

Jakarta, 3 Juni 2025 — Dari sebuah workshop menulis dan membaca puisi, lahirlah Komunitas Sastra Jakarta Barat (KOSAKATA), sebuah ruang kreatif yang kini menjadi rumah bagi para pecinta sastra di wilayah Jakarta Barat. Komunitas ini resmi terbentuk pada 28 September 2023, bertepatan dengan pelaksanaan pelatihan sastra yang diadakan oleh Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat di Gedung Pusat Pelatihan Seni Budaya (PPSB).

Workshop yang menjadi cikal bakal terbentuknya KOSAKATA dibuka secara resmi oleh Kepala Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat, H. Syaropi, dan menghadirkan tiga narasumber ternama di dunia sastra: Jose Rizal Manua, Anto RistarGie, dan Octavianus Masheka. Ketiganya tak hanya membagikan ilmu dan pengalaman, tetapi juga menggagas pembentukan komunitas yang kini aktif menghimpun karya dan semangat para sastrawan muda.

“Workshop ini awalnya hanya satu kegiatan, tapi semangat para peserta untuk terus belajar dan berkarya melahirkan sesuatu yang lebih besar: sebuah komunitas,” ujar Octavianus Masheka, salah satu pendiri KOSAKATA.

Dengan visi menjadi komunitas sastra yang aktif, inklusif, dan produktif, KOSAKATA terus bergerak menghidupkan budaya literasi di tengah masyarakat. Misinya meliputi penyelenggaraan pelatihan rutin, diskusi karya, penerbitan antologi, serta kolaborasi dengan komunitas seni lainnya.

Sejumlah program rutin yang kini digelar antara lain:

• Kelas Menulis dan Membaca Puisi
• Klinik Sastra
• Diskusi Karya dan Bedah Buku
• Panggung Sastra dan Baca Puisi Bulanan
• Penerbitan Antologi Puisi Anggota

Selain itu, KOSAKATA juga menjalin kemitraan dengan institusi pendidikan dan kebudayaan di wilayah Jakarta Barat, menjadikan komunitas ini sebagai salah satu mitra strategis dalam pembangunan ekosistem sastra dan budaya.

Dengan semangat kolaboratif dan terbuka, KOSAKATA terus mendorong munculnya suara-suara baru di dunia sastra, memberikan ruang berekspresi bagi generasi muda, dan menegaskan bahwa sastra tetap hidup dan relevan di tengah masyarakat urban.(*)

Laporan : Herry Tany