Juni 30, 2025

SUARA AKAR RUMPUT

NASIB PETANI DI NEGRI PERTIWI

1 min read

NASIB PETANI DI NEGRI PERTIWI

Tubuh lunglay memakan bangkai
Tak kepenak juga tak hendak tapi mau di kata apa sudah terlanjur seperti nasi telah menjadi bubur

logam kisanak telah tertanak mau dikata tak hendak
Langkah arit jadi tombak untuk mengusir tikus tikus sawah

Padi menangis petani meringis nasib harga di tangan tengkulak
Yach hendak di kata apa pekerja rodipun tak berupah payah

Mencari kerja sangatlah susah terpaksa jadi petani penggarap yang tadinya petani asli dengan hasil tak seberapa
buat mengisi banyak mulut mulut di rumah
Agar perut – perutnya tidak berisik ribut

Itulah nasib petani kita banyak yang terguling karena tukar guling
Dengan seruling drama seri berjilid jilid, tapi tak sudah dapat solusi
Begah dan sengsara mengisi hari – hari penuh puisi

Muntahkan realisasi konstruksi diri Irigasi yang serasi hanya punya orang berdasi pasti tertata apik penuh epik

Tanah air tidak tumpah darahnya
Ia sudah habis dari zaman kolonial
Ibu pertiwi juga tidak menangis lagi
Sudah banjir air mata dari zaman feodal

Rakyat hanya mengais ngais mencari celah ceria riang gemilang
Dan berbisik pada langit

“Ya Robb Selesaikanlah semua ini secepatnya, biar aku bisa berdendang riang karena keadilan sosial telah terpampang dalam lambang Burung Garuda Panca Sila , butir ke lima, bahwa Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia telah terurai dengan baik , dan tidak hanya sebagai simbul saja “

Jakarta Timur
07052025.18.30
Karenina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *