Juni 30, 2025

SUARA AKAR RUMPUT

HIKAYAT PERANG MELAWAN HANTU PULAU

2 min read

HIKAYAT PERANG MELAWAN HANTU PULAU
Puisi Mulyadi J. Amalik.

Pada suatu malam. Satu abad lalu.
Datang hantu pulau. Wajah angker bengis.
Hantu menelan tanah. Hutan dibuat sayur.
Hantu meminum laut. Pasir dibuat gula.
Pasukan hantu bersenjata. Orang pulau ditodong.
Pulau dikuasai hantu. Rakyat kerja paksa.
Hantu kaya berlimpah. Orang pulau tersiksa.

Suatu malam pergerakan. Rakyat bersatu melawan.
Laskar pulau menyerang. Pasukan jaring ikan.
Serentak penjajah diserbu. Hantu pulau ketakutan.
Sampai pagi bersih. Hantu minggat berlari.
Pulau aman sentosa. Laskar pulau berjaga.

Pada suatu hari. Setelah satu abad.
Hantu pulau menyerbu. Laskar pulau meladeni.
Rakyat korban bangkit. Pulau dipagari betis.
Hantu pulau beringas. Orang pulau terbunuh.
Pejuang pulau berjibaku. Mati tumbuh berganti.
Lagu perang diputar. Rakyat pulau membentengi.
Laskar membakar pulau. Hantu rakus terpanggang.

Sampai hari ini. Laskar pulau berjuang.
Hantu liar gentayangan. Rakyat pulau siaga.
Bangsa pulau bersumpah. Halal darah penjajah.
Tenteram alasnya damai. Laut perahu darahnya.
Merdeka pertanda marwah. Pulau tanah jiwanya.

Peneleh, Surabaya: 10/12/2024.

BIONARASI RINGKAS MULYADI J. AMALIK

Mulyadi J. Amalik, lahir di Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, 10 Oktober 1969. Pernah kuliah di Fakultas Filsafat UGM. Ikut komunitas Budaya Nusantara Seni Tradisi Lokal HIPREJS, Jawa Timur. Ikut perkumpulan penulis Satupena Sumatera Selatan. Bergiat di komunitas seniman Gugum Tapa, Yogyakarta. Kontributor Forum Indonesia Menggambar, Yogyakarta, dan partisan Teater Potlot, Palembang.
Menginisiasi antologi Syair-syair Pembelaan Pemuda-Petani Karawang (2008). Pameran puisi-drawing di galeri Rumah Seni Muara, Yogyakarta (2004). Pameran puisi Perjuangan Tanah Surat Ijo di Rumah Peneleh, Surabaya (2024). Menulis dan membacakan puisi-puisi tafsiran dari lukisan Arik S. Wartono dalam pameran “Lukisan Yang Berdzikir Arik S. Wartono” di Balai Pemuda Surabaya (Agustus 2024). Menulis dan memamerkan puisi tafsiran dari lukisan Pelabuhan karya pelukis Oeta (Sri Wiryanti Budi Utami) dalam pameran “Jejak Akhir Tahun 2024” di Balai Pemuda Surabaya (Desember 2024).
Antologi puisi: Kuburan Bagi Penyair (2004/tunggal); Komposisi Masyarakat Pasar dan Surat Perintah 21 Mei (2000/berdua); dan antologi bersama: Jurnal Puisi Cinta (2025), Si Binatang Jalang (2025), Membaca Ibu: Ibu, Aku Anakmu (2024), Serampai Kata Blambangan (2024), Merdeka Puisi (2024), Jauhari (2024), Ijen Purba: Tanah, Air, dan Batu (2024), Like (2024), Jakarta, Kota Literasi Kita (2024), Progo 9 (2024), Democrazy (2024), Warna-warni Indonesiaku (2024), Aku Presiden (2024), Duka Tanah Pusaka (2024), Bela Rempang (2024), Rempang Tanah Luka (2024), Jelajah Sungai Menyapa Alam Barito (2024), Tanah Tenggara (2023), Perang Pecah Lagi di Gaza (2023), Kata-kata yang Menembus Gelap (2023), Puisi Cinta untuk Palestina (2023), Kulminasi (2023), Riau Istimewa (2023), Sekuntum Puisi untuk Petani (2023), Sekop(y)or Puisi Humor (2023), Identitas, Kemanusiaan, Kampung Halaman (2023), dll.


Alamat surat pos:
Mulyadi J. Amalik.
Jl. R.M.H. Soejono No. 10, RT 02 RW 06, Kelurahan Peneleh,
Kecamatan Genteng, Surabaya 60274, Jawa Timur.

Alamat surat elektronik:
pule.langpipi@gmail.com.

Nomor HP/WA:
087855403013.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *