Juli 1, 2025

SUARA AKAR RUMPUT

JAKARTA, DALAM PELUKAN PAGI

2 min read

JAKARTA, DALAM PELUKAN PAGI

Nia Samsihono

Jakarta disinari matahari yang terbit dari keringat dan doa
Menggeliat di antara gedung-gedung
Seperti tangan-tangan raksasa
yang memeluk langit dengan ambisi
Ia adalah jalanan yang tak pernah tidur

Seutas nadi dari aspal berdetak membawa mimpi dari kampung ke kota
Langitnya kadang kelabu
seperti hati yang penuh rindu
Pada pepohonan dan suara burung
Yang dulu pernah bersarang di jantung kota

Jakarta, dalam hiruk-pikuknya menyimpan senyum
Di balik jendela angkutan kota
Dan tawa bocah yang bermain
Di lorong-lorong sempit harapan

Ia bukan sekadar kota
Tapi pelukan—bagi yang tersesat
Bagi yang ingin mencoba lagi
meski peluh jadi harga
Dan macet jadi mantra harian

Jakarta, kau tak sempurna
Dalam setiap retakmu ada cerita
Yang menunggu ditulis pujangga
Dengan tinta cinta kesabaran
di lembar waktu yang fana

Jakarta, 23 April 2025

082122337260

Biodata:
Nia Samsihono, nama aslinya Dad Murniah lahir di Pontianak  16 September. Dari SMA I Purbalingga, Jawa Tengah. Ia kuliah di Fakultas Sastra Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah dan melanjutkan S-2 di Universitas Indonesia, Jakarta. Lalu bekerja di Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa sebagai pekamus (penyusun kamus, sebagai penyuluh bahasa dan sastra, sebagai saksi ahli bahasa, dan penulis cerita anak Kemendikbud. Buku puisi tunggalnya, antara lain Kemarau (2003), Perkawinan Cinta (2009), Gending (2010), De Javu(2010), Nyanyian Alam (2020), dan Kinanti (2021). Karya puisi, esai, cerpen juga tersebar di berbagai media cetak dan media online. Antologi puisi dan cerpen bersama juga ia ikuti. Ia bersama teman-teman perempuan tergabung di Komunitas Perempuan Bahari. Sebagai Ketua Umum Satupena DKI Jakarta. Dapat di cek di Wikipedia atas nama Nia Samsihono. Atau di google atas nama Dad Murniah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *