Sastrawan Meriahkan SMA Negeri 69 Pulau Pramuka dalam Program “Sastrawan Masuk Sekolah”
2 min read
Sastrawan Meriahkan SMA Negeri 69 Pulau Pramuka dalam Program “Sastrawan Masuk Sekolah”
Pulau Pramuka, suarapinggiran.com
Senin, 26 Mei 2025 — Suasana Pulau Pramuka tampak berbeda pagi itu. Di tengah hujan deras dan gelombang laut yang tinggi, sebuah speedboat merapat di dermaga, membawa rombongan sastrawan dan perwakilan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dalam rangka pelaksanaan Program “Sastrawan Masuk Sekolah” di SMA Negeri 69 Jakarta.
Setelah menempuh perjalanan laut selama lebih dari satu jam, para penumpang, termasuk sastrawan ternama seperti Kurnia Effendi, Imam Ma’arif, Giyanto Subagio, R. Mono Wangsa, Joel Taher, serta para relawan budaya seperti Andi, Anisa, Salsa, dan Maria, disambut hangat oleh perwakilan sekolah dan Suku Dinas Kebudayaan Kepulauan Seribu. Rombongan kemudian berjalan kaki menuju SMA Negeri 69 dan disambut langsung oleh Kepala Sekolah, Bapak Sugeng Prabowo.

Acara diawali dengan upacara penyambutan di aula serbaguna sekolah. Dalam sambutannya, Imam Ma’arif selaku Koordinator Lapangan dan perwakilan Komite Sastra DKJ, menyampaikan harapan agar program ini dapat terus berlanjut dan melibatkan lebih banyak sekolah serta siswa. Ia juga menyerahkan plakat dan buku-buku sastra kepada Kepala Sekolah sebagai simbol kolaborasi antara DKJ dan institusi pendidikan.
Program “Sastrawan Masuk Sekolah” merupakan inisiatif Dewan Kesenian Jakarta yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Program ini bertujuan meningkatkan literasi, pemahaman, dan apresiasi siswa terhadap sastra melalui interaksi langsung dengan para sastrawan. Kegiatan ini mencakup pelatihan menulis cerpen, puisi, serta pembacaan puisi secara langsung.

Tahun ini, program melibatkan 30 sastrawan dan deklamator nasional sebagai mentor yang akan mengunjungi 15 sekolah tingkat SMP dan SMA di wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Sebagai penutup kegiatan, para siswa terbaik yang telah menulis dan membaca karya sastra mereka diberi kesempatan untuk tampil di depan kelas. Mereka juga menerima hadiah berupa buku-buku sastra dari Dewan Kesenian Jakarta sebagai bentuk apresiasi.