JIKA KATA TELAH MATI GELAP GULITALAH BUMI
2 min read
Menulis Sastra
JIKA KATA TELAH MATI GELAP GULITALAH BUMI
Oleh : Fanny Jonathans Poyk
Menulis sastra itu (cerpen, puisi, novel) adalah menuangkan empati kita pada kehidupan marginal kemanusiaan. Rasa dan naluri kita terhadap apa yang terjadi di hadapan membuat nurani kerap menangis, khususnya kala kita berada di zona keterpurukan manusia.
Dahulu, kala saya masih menjadi jurnalis, kebetulan pemred dan redaktur saya seperti Mas Harry Tjahjono, Mas Arswendo Atmowiloto, Mas Gunawan Wibisono, adalah sosok sastrawan juga seniman dengan empati yang kuat pada kehidupan terpinggirkan dari kemanusiaan itu sendiri.
Saya masih ingat kala kami naik turun bis meliput kehidupan pengamen dari daerah Jakarta Kota hingga Depok, kemudian liputan tentang para pelacur muda di lokakisasi Kramat Tunggak, saya menyusuri perumahan kumuh di sepanjang rel kereta, melihat pendidikan anak-anak mereka juga asupan gizinya.
Dari penampakkan itu saya merenung, bahwa dunia di dalam layar mal-mal mewah, tampilan tas juga pakaian berharga miliaran, para kaum jet set dengan mobil mewah mereka, sepertinya tidak pernah tahu bahwa ada yang tidak bisa makan di kehidupan keseharian mereka.
Ada para pengamen cilik yang rela disodomi demi sebungkus nasi, ada para junkies/pemakai narkoba, ngelem, ngobat juga pelacur cilik yang terdeteksi HIV dan pasrah pada kematian tanpa merasa takut.
Semua terkompilasi dalam sebuah kisah jurnalistik dan sastra yang dituangkan bersama narasi absurd yang teramat menyedihkan.
Ketika sastra tidak memperoleh apresiasi yang sepadan untuk penulisnya, yang terpuruk dengan sakit-penyakit namun masih terus menulis tentang situasi dunia yang dihuni manusia dengan lakon manipulatif dengan rasa tak bersalah, para penulis sastra tetap setia menuliskan apa yang mereka lihat dan rasakan dari segenap lakon manusia yang memiliki empati minimalis.
Padahal ‘kata’, aksara adalah cerminan dari budaya intelektualitas paling ‘maha’ dari segalanya. Jika ‘kata’ itu mati, maka gelap gulitalah bumi. Salam Aksara.
Salam literasi.