Suku Baduy Dalam – Banten (Menolak teknologi, listrik, kendaraan, bahkan sabun)
2 min read
Suku Baduy Dalam – Banten (Menolak teknologi, listrik, kendaraan, bahkan sabun)
Suku Baduy Dalam adalah bagian dari masyarakat adat Baduy yang tinggal di wilayah pegunungan Kendeng, Kabupaten Lebak, Banten. Mereka terkenal karena menjalankan gaya hidup yang sangat ketat terhadap modernisasi dan teknologi, dengan prinsip menjaga kemurnian adat dan harmoni dengan alam.
Berikut beberapa hal unik dan menarik tentang Suku Baduy Dalam:
Gaya Hidup Anti-Modern
- Tanpa Teknologi: Mereka menolak penggunaan alat-alat modern seperti ponsel, televisi, bahkan jam tangan.
- Tanpa Listrik: Rumah-rumah mereka tidak memiliki listrik, penerangan hanya mengandalkan lampu minyak atau cahaya alami.
- Tanpa Kendaraan: Mobil atau motor dilarang, bahkan untuk ke luar desa mereka berjalan kaki berpuluh-puluh kilometer.
- Tanpa Sabun dan Pasta Gigi: Mereka tidak memakai sabun, pasta gigi, sampo, atau bahan kimia lainnya karena dianggap bisa mencemari alam.
Struktur Sosial dan Wilayah
Suku Baduy dibagi menjadi dua:
- Baduy Dalam (paling ketat terhadap adat)
- Baduy Luar (lebih terbuka terhadap pengaruh luar)
Tiga desa utama Baduy Dalam adalah Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik.
Prinsip Hidup
- Menganut “pikukuh karuhun”, yaitu ajaran leluhur yang menekankan kesederhanaan, kejujuran, dan keselarasan dengan alam.
- Tidak boleh mengubah bentuk alam secara signifikan, misalnya tidak boleh membangun jembatan permanen atau membelah bukit.
Larangan bagi Pengunjung
- Pengunjung tidak boleh mengambil foto atau video di wilayah Baduy Dalam.
- Tidak boleh menginap terlalu lama dan harus mematuhi semua aturan adat.
Suku Baduy Dalam adalah contoh nyata bagaimana sekelompok manusia bisa tetap teguh pada tradisi di tengah dunia yang semakin modern. Mereka mengingatkan kita akan pentingnya kesederhanaan, ketenangan, dan penghormatan terhadap alam.
(Dari berbagai sumber)
Laporan : Herry Tany