Tentang Morosi, Rusmin : Jangan Lagi Ada Curiga
2 min readKontroversi yang melilit sektor pertambangan memang tak bisa dilepas begitu saja. Sejak jaman kolonial, orde lama, orde baru sampai pasca reformasi, kebijakan pengelolaan sumber daya alam melalui investasi yang tidak sedikit itu dipastikan selalu menetaskan konflik yang seragam, multi-pihak dan multi-dimensi.
Distribusi kepentingan yang tidak merata akhirnya menjadi biang kerok. Hingga tentu saja melibatkan posisi pemerintah sebagai pemangku disatu sisi, dan korporasi atau pengusaha dengan kepentingan bisnisnya disisi yang lain. Kecurigaan dan tudingan kongkalikong pun semakin signifikan mengalami peningkatan, ketika komunikasi dan pemahaman yang baik dan efektif justru tidak terbangun. Relasi menjadi rusak, setelah perbedaan persepsi dan paradigma itu tidak terbendung.
Setidaknya demikian yang dikatakan Rusmin Abdul Gani, Jenderal Manajer PT VDNI kepada Suara Pinggiran saat diwawancarai terkait keberadaan perusahaan itu di Kawasan Mega Industri Morosi, kemarin (21/04).
“Kita berharap lebih banyak efek positifnya, makanya hal paling utama yang mesti kita lakukan adalah membuat semua orang berfikir bahwa ini adalah investasi kita bersama, kita harus merasa memiliki, tidak merasa menjadi korban dan tidak selalu curiga” ujarnya.
Selaku pihak perusahaan, Rusmin mengakui masih adanya kekurangan yang mesti segera dibenahi. Mulai dari permasalahan kelengkapan perizinan dan manajemen internal perusahaan sampai pada urusan kepedulian perusahaan dengan aspirasi masyarakat lingkar tambang. Karenanya, transparansi pengelolaan dan kordinasi dengan berbagai pihak akan dilakukan dengan seintens mungkin tanpa mengulur-ulur waktu.
“Perusahaan pun juga harus membuka diri untuk sama-sama membenahi kekurangan itu, terkait perizinan perusahaan harus selalu berkoordinasi dengan pemerintah untuk melengkapi, dan terkait masyarakat, kewajiban kami adalah bagaimana sesegera mungkin mengakomodir aspirasi mereka dalam bentuk realisasi CSR” tegasnya lagi.
Pihaknya juga telah meminta kepedulian pemerintah setempat untuk lebih pro-aktif dalam penataan kawasan industri ini. Sebab betapa tidak, sektor-sektor usaha lain yang strategis dapat pula segera terbuka untuk memicu peningkatan ekonomi masyarakat khususnya mereka yang berada di lingkar tambang. Disisi yang lain, upaya untuk menjadikan Morosi sebagai ikon daerah dapat segera terwujud.
“Hal-hal ini yang akan kita lakukan, semua pengelolaan terbuka, kita sama memantau, tidak ada saling mencurigai, tidak ada lagi yang berpikir bahwa perusahaan hanya mencari untung dan rakyat dirugikan, supaya kawasan industri ini dapat menjadi ikon daerah seperti yang diinginkan” tambahnya. (*jm)