Pemulung Sampah
1 min read
Pemulung Sampah
Wahyu Sastra
Pagi-pagi betul mereka sudah membangunkan matahari.
Melipat kertas harapan.
Mengemas botol waktu dalam karung besar, sekaligus merapikan gelas-gelas mimpi serupa bebukitan hijau, dimana aneka satwa bercengkrama perihal hendak kemana menikmati akhir pekan.
Kelar itu semua mereka pulang ke rumah.
Menimbang karungan harapan, satu persatu, sambil berdoa di depan
tumpukan panci agar Tuhan jangan dulu menurunkan hujan hari ini.
Setumpuk harapan telah terbungkus rapi dalam karung.
Pemulung tersenyum bahagia.
Lombok, 2023.
Wahyu Sastra, lahir di Pulau Lombok, NTB. Mulai mencintai dunia fiksi sejak kuliah di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Hasanuddin, tahun 2000. Aktif di NGO konservasi lingkungan Green Care Indonesia. Suka mendaki, camping dan touring —mengunjungi tempat-tempat indah dengan sepeda dan motor. Penulis aktif berkegiatan literasi di Komunitas Rumah Aksara NTB.