TAK ADA JALAN PULANG
1 min read
TAK ADA JALAN PULANG
puisi marlin dinamikanto
: catatan Rindu untuk demokrasi yang hilang
Ku tabur debu di pelupuk malam. Gelap tak lihat. Betapa rindu garuk-garuk ingatan. Semoga saja kunang-kunang ikut kelilipan. Gagal terbang. Supaya rindu tetap sepi di palungan
Ku timpuk sarang purnama. Rembulan buta. Tak lagi lihat ku gelisah cari jalan pulang. Selalu gagal. Temukan jejak lama yang terhapus hujan.
Angin begitu kencang. Sepatu hilang terbenam mimpi yang panjang.
Tak pula hasrat ku gigit ketika sesat. Tak pula kunang-kunang gagal terbang. Tak pula fosfor berpendar kaki ilalang. Tak pula plakat terbungkus ragu ketika sinyal merobek angan.
Seluruh hasrat tumpah basah. Tak pula gerak kaki. Setelah sepatu terbenam hujan. Rumpun ilalang tak lagi menyimpan purnama. Bahkan kunang-kunang menjadi rayap. Tak bisa terbang.
Hanya menyisakan gejolak cinta yang mudah bimbang
Tak lagi jalan pulang kutemukan meskipun tak juga alasan pergi menjauh dari rindu yang bergetah ingatan. Hati sudah dingin. Hanyut. Di batuan kali berlumut
Tak lagi sisa cinta yang bisa dipungut !!!
Jakarta, 2 November 2023
Bionarasi :
Marlin Dinamikanto (lahir 7 Januari 1967) adalah aktivis, jurnalis dan sastrawan berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi dan jurnal yang diterbitkan di sejumlah surat kabar dan terhimpun di berbagai antologi puisi. Sebelum menekuni dunia sastra, Marlin aktif dalam pergerakan mahasiswa yang ikut menggulingkan Soeharto melalui Yayasan Pijar bersama Tri Agus Susanto. Dia juga tercatat sebagai salah satu penyair dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi, sejak 2013.[1]
Cari di google ketik Marlin Dinamikanto