Towonua, Ormas Lestari Budaya Tolaki dan Toleransi, Sukses Diklatsar II.
2 min readTepatnya di Kelurahan Toriki Kecamatan Anggaberi, salah satu Ormas Budaya Tolaki di Kabupaten Konawe, Towonua, sukses melaksanakan Diklatsar II (26/03/2022).
Kegiatan yang antusias diikuti oleh sebagian besar kalangan anak muda ini diharapkan dapat menjadi salah satu gerbang pengetahuan dan moralitas yang mampu membawa ganerasi pada etika yang berkarakter dan bermartabat sesuai petuah kebajikan-kebajikan para leluhur.
Towonua sendiri, seperti yang dijelaskan oleh ketuanya, Hasan Asrat, adalah organisasi masyarakat yang berbasis kultur Tolaki dan lebih spesifik mengangkat dan menjalankan upaya-upaya pelestarian adat budaya Suku Tolaki dalam menghadapai perubahan-perubahan zaman dan globalisasi serta lebih menekankan etika toleransi terhadap adat budaya suku yang lain.
Karenanya, Saramase, Medulu dan Meohai menjadi jargon sekaligus pondasi dasar Organisasi ini dalam berkecimpung pada dinamika sosial, politik dan budaya yang ada saat ini. Towunua yang didirikan pada tanggal 20 november 2021 dan disahkan melalui akta notaris setempat ini pula telah memiliki legalias formal berupa SK dari Kemendagri.
“Ormas kita ini bercita-cita tidak saja melestarikan budaya Tolaki dan menjaganya, tetapi juga menghormati budaya lain. Spesifikasi kita adalah pelestarian budaya berupa pendidikan dan pelatihan pelestarikan budaya. Kuliatas kader yang diutamakan, yang kemudian diharapkan dapat menjaga harkat dan martabat suku Tolaki” Terang Hasan Asrat, Ketua Towonua kepada media ini.
Altin Timbu selaku Ketua Dewan SARA organisasi ini juga memaparkan dalam materi pendidikannya dalam diksar II kali ini bahwa ancaman sebenarnya saat ini adalah ancaman kepunahan tradisi dan etika yang luhur.
“budaya dan adat Tolaki telah berada diambang kepunahan. sudah berada diambang kepunahan, dengan hati yang bersih dan mulia Di Towunua ini kita berupaya menjaga dan melanjutkan nilai-nilai leluhur, sebab dalam masyarakat saat ini sudah tidak mampu diemban lagi. Pembawaan, sifat dan perilaku telah banyak dipengaruhi oleh lingkungan yang negatif” keluhnya.
Dr. Basrin Melamba,S.Pd.M.A Sejarawan dan Budayawan Sulawesi Tenggara juga tampil sebagai pemateri dalam kegiatan ini. Penekanan pada semangat dan kretaivitas dalam persatuan adalah point yang menurutnya sangat penting dalam sebuah organisasi yang konsen dalam pelestarian budaya khusunya budaya Tolaki. (*)