Hut ke-24 Tahun, LMND Pertegas Sikap Politik Organisasi Berdiri di Garis Massa Rakyat
2 min readJakarta, Berdikarionline – Pasca runtuhnya rezim Orde Baru pada Mei 1998, mahasiswa dari berbagai daerah dan komite aksi berembuk untuk mendirikan sebuah organisasi nasional. Usai melakukan pertemuan berjilid-jilid, pada 9-11 Juli 1999 para mahasiswa dari berbagai daerah dan komite aksi tersebut mendirikan organisasi bernama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), di Bogor, tepat hari ini 24 Tahun silam.
Untuk mengenang perjalanan tersebut, para alumni dan sejumlah tokoh dari lintas generasi yang terlibat mendirikan berkumpul kembali dalam sebuah perayaan Hut ke-24 tahun LMND yang diselenggarakan Eksekutif Nasional Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (EN – LMND) di Jakarta.
Syamsudin Saman, Ketua Umum EN LMND terpilih untuk periode 2023-2025 dalam sambutannya menyebut, 24 tahun LMND bukan sebuah perjalanan yang singkat. Berdiri dalam kubangan represifitas militeristik sisa-sisa Orba, telah menjadikan LMND sebagai organisasi yang selalu tegas dalam berpihak di garis massa kelas tertindas.
“Kalau kita ingat lagi perjalanan LMND dari sejak awal pendiriannya, di represif berkali-kali, bukan hancur malah tumbuh subur. Mengapa demikian, karena posisi LMND jelas, sejarahnya selalu berpihak pada garis massa rakyat,” kenang Syamsudin.
Di depan para alumni dan tamu undangan Syamsudin Saman juga memastikan, dalam hut ke-24 tahun bertema ‘Maritim dan Agraria, Benteng Ekonomi Nusantara’ tersebut sikap LMND akan tetap sama, berpihak di garis massa tertindas.
Sikap tersebut dikemukakan Syamsudin berdasarkan kajian LMND termutakhir perihal tidak berdaulatnya Indonesia baik secara politik, ekonomi maupun budaya dari cengkraman kapitalis global.
“Sudah 78 tahun Indonesia merdeka. Tapi kita belum berdaulat baik secara politik, ekonomi maupun budaya. Padahal bangsa kita kaya sumber daya alamnya,” tambah Syamsudin.
Syamsudin melanjutkan, kekayaan Indonesia membentang mulai dari daratan hingga lautan. Karena alasan itu menurutnya Indonesia kerap disebut sebagai negara agraris, dan sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian. Indonesia juga jelas Syamsudin kerak disebut sebagai negara maritim dengan kekayaan laut yang melimpah.
“Negara kita ini kaya. Dari total luas wilayah, 70 persennya lautan. Dan 30 persennya daratan. Sayangngnya petani dan nelayan hidup di garis kemiskinan. Fakta tersebut menurut Syamsudin sulit dinalar. Karena hakikat kemerdekaan baginya adalah perubahan struktur kepemilikan tanah, dari kolonialisme Belanda ke bangsa Indonesia. “Upaya untuk perubahan struktur kepemilikan tanah dalam sejarahnya pernah diperjuangkan para pendiri bangsa kita. Namun reforma agraria ini harus terhenti di tengah jalan,” kata Syamsudin lagi.
Dengan semua persoalan-persoalan akut tersebut Syamsudin menyerukan agar LMND mengambil peran aktif dalam meneruskan perjuangan para pendiri bangsa menuju Indonesia adil makmur dan berdaulat.
Hadir dalam acara hut ke-24 tahun LMND dan memberi sambutan Ketua Umum Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Agus Jabo Priyono dan Sekretaris Jenderal Alumni Persaudaraan LMND sekaligus Anggota DPRD Banten, Yudi Budi Wibowo.Selain itu, organisasi sekawan juga turut hadir seperti Serikat Rakyat Mandiri Indonesia (SRMI), Serikat Tani Nasional (STN), Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker), Suluh Perempuan dan FNPBI dan tamu undangan dari lintas organisasi seperti Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi), Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI), GMKI dan sejumlah alumni dari lintas generasi LMND. (Syamsul Ma’arif/Banten )