Menuju Harlah ke 25, LMND Gelar TOT Pengelolaan Sosmed via Daring
2 min readJakarta, suarapinggiran.com –
Dalam rangka menuju hari lahir ke 25 tahun Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) pada 9 Juli mendatang, Eksekutif Nasional LMND menyelenggarakan Training of Trainer (TOT) tentang mengelola sosial media via daring.
Acara tersebut diikuti puluhan anggota LMND dari berbagai daerah dengan antusias, Sabtu, 22 juni 2024.
Disebut Syamsudin Saman, Ketua Umum LMND, pelatihan tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan anggota-anggota LMND supaya di dunia digital seperti sekarang cakap menggunakan dan mengelolanya.
“Selain menjadi bagian dari rangkaian hari lahir ke-25 tahun LMND, TOT ini juga dimaksudkan untuk memberi pelatihan supaya anggota memahami dunia digital dan cakap menggunakannya,” kata Syamsudin Saman, Sabtu, 22 Juni 2024.
Menurut Syamsudin, saat ini total pengguna sosial media masyarakat Indonesia berjumlah 191 juta, 73,7% dari populasi penduduk.
Kata dia, dari 191 juta itu, 167 jutanya, atau 64,3% dari populasi penduduk adalah pengguna aktif. Mereka-mereka ini sebut Syamsudin yang berinteraksi aktif di Instagram, TikTok, YouTube dan lain-lain di setiap harinya.
Usia pengguna sosial media juga dari sisi umur menurutnya didominasi Gen Z dan milenial yang persetasenya mencapai 54,1%.
“Gen Z dan milenial itu paling dominan. Sekarang, kalau kita ingin mengagitasi dan menginjeksi kesadaran mereka tidak melulu harus cari mereka ke kampus,” kata Syamsudin.
Hanya problemnya sebut Syamsudin, para agitator organisasi, khususnya LMND, belum mampu melakukan transformasi kesadaran massa melalui jejaring sosial media. “Makannya kedepan pelatihan seperti ini harus diperbanyak,” tambahnya.
Dalam paparannya Umar Fauzi Bahanan, salah seorang akademisi yang juga reporter sebuah tv swasta dalam diskusi itu mengatakan, dunia memang telah berubah dan merubah juga pada cara orang berinteraksi.
Saat ini menurutnya, LMND perlu menjadi infanteri digital dengan mengisi ruang-ruang tersebut menjadi serba berbasis perlawanan.
“Harus diakui, pola komunikasi kita sekarang sudah berubah. Sudah serba berbasis sosial media. Saya siap mengajari teman-teman LMND supaya cakap dalam mengisi ruang-ruang digital,” kata Umar.
Umar menambahkan, sosial media di masa sekarang menjadi alat yang efektif untuk menguak sebuah fakta yang disembunyikan.
Ia mencontohkan, satu isu bisa begitu trending hanya karena sosial media. “Itu palestina, kalo orang demo ga efektif. Jamannya sudah berbeda. Tapi begitu dimainkan di sosial media semua orang teragitasi untuk mengecam Israel,” katanya.(*)
Laporan : Feby Rahmayana