LESTARI BUDAYA

Februari 15, 2025

SUARA AKAR RUMPUT

Dibalik Keuntungan Triliunan, Pertamina Disebut Gagal Sejahterakan Buruhnya

3 min read

Jakarta, suarapinggiran.com –

Menyikapi situasi yang semakin diskriminatif, buruh outsourcing yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Minyak dan Gas (FSB MIGAS-KASBI) melakukan aksi di Kementerian BUMN RI. 

Aksi yang digelar Senin sampai Selasa besok (21/08/2024) ini bertujuan meminta kepada Negara agar bertanggung jawab terhadap persoalan yang dirasakan buruh dengan sejumlah pokok-pokok tuntutan.  

Buruh FSB MIGAS-KASBI tidak hanya menuntut dihapusnya Vendor Nakal Dan Sentralisasi Hubungan Kerja Melalui Anak Perusahaan. Mereka dengan tegas juga meminta diberlakukannya upah layak dan adil bagi seluruh buruh Pertamina tanpa terkecuali berikut Jaminan Kepastian Kerja sesuai dengan PP 45/2015 tentang jaminan pensiun. 

Diketahui, Pertamina menjalankan proses supply chain (rantai pasok) minyak dan gas secara penuh di Indonesia. Tercatat, pada bulan juni 2024 Pertamina merilis pernyataan dalam website resminya tentang keuntungan yang berhasil diraup dengan besaran mencapai  72,7 triliun rupiah sepanjang tahun 2023.

“Namun keuntungan besar yang diraup oleh Perusahaan Negara Pertamina, faktanya berbanding pahit dengan kenyataan situasi nasib para buruhnya yang jauh dari kata sejahtera dan hidup layak” Tukas Sunarno, Ketum KASBI kepada media ini (20/08/24)

Dalam rilis resminya, Buruh FSB MIGAS-KASBI mencatat setidaknya terdapat beberapa pokok issue ketenagakerjaan yang menjadi penyebab pihak Pertamina terbukti lalai dan abai kepada para buruhnya sendiri yakni kepastian kerja, upah layak, kebebasan berserikat, dan jaminan sosial.

Menurut Sunarno, Semenjak Pertamina membuat dan menambah beberapa anak usaha dalam bisnisnya, semenjak itu juga Perusahaan itu menciptakan beberapa permasalahan baru dalam konteks ketenagakerjaan.

“Salah satu hal yang menjadi penyebab konflik atau masalah adalah anak usaha yang membuat kerja sama dengan vendor-vendor atau perusahaan lain di seluruh daerah atau unit Pertamina” imbuhnya. 

Selain itu, Para buruh juga sering mengalami konflik-konflik ketenagakerjaan dengan para vendor dimulai dari upah buruh yang tidak dibayar pada periode tertentu. Sebagaimana terjadi dibeberapa entitas perusahaan Pertamina seperti ; PT. Pertamina EP Cepu, PT. Pertamina Patra Niaga IT Balongan IndramayuPertamina Patra Niaga Tasikmalaya, PT. Pertamina Patra Niaga TBBM Cikampek, PT. Pertamina Patra Niaga TBBM Gerem Banten, dan PT. Pertamina Pertagas Cilamaya Karawang. 

Belum lagi mengenai upah yang tidak layak yang berlaku bagi buruh Pertamina khususnya untuk para outsourcing di lingkungan anak usaha Pertamina. FSB MIGAS-KASBI menyebut, besaran upah yang diterima dinilai tidak layak mengingat resiko kerjanya sangat besar bagi para buruh-buruh outsourcing.

Fakta resikonya, insiden kecelakan kerja di beberapa wilayah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan wilayah lainnya yang terjadi saat para awak mobil tangki melakukan pengiriman BBM itu tidak sekali saja terjadi.

Lebih detail, pernyataan sikap Buruh FSB MIGAS-KASBI juga menuntut pembayarkan Kekurangan Upah Buruh dibeberapa perusahaan yakni  PT. Pertamina EP Cepu bulan Agustus 2017, PT. Pertamina Patra Niaga IT Balongan Indramayu, PT. Pertamina Patra Niaga TBBM Cikampek, PT. Pertamina Patra Niaga TBBM Gerem Banten serta PT. Pertamina Pertagas Cilamaya Karawang, Bitung dan Tangerang,

Buruh FSB MIGAS-KASBI juga meminta dihentikannya tindakan intimidasi Terhadap Pengurus dan Anggota Serikat Buruh, Berikan Kebebasan Berserikat di Lingkungan Pertamina dan Anak Perusahaannya. 

“Pertamina melalui anak usahanya masih saja melakukan ancaman dan intimidasi kepada Pengurus dan Anggota Serikat Buruh/Pekerja dengan menghalang-halangi kerja-kerja serikat serta tidak memberikan dispensasi dalam rangka kegiatan serikat” tambah Sunarno.

Sebagai bukti, di Wilayah Cikampek terlihat upaya pengerahan oleh oknum TNI yang diduga atas perintah dari Pertamina serta pelarangan spanduk tuntutan aksi dari buruh outsourcing yang tergabung dalam FSB MIGAS-KASBI yang dipasang di pagar Pertamina.(*)

Laporan : Herry Tany 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *