Pejuang Tani Disiram Air Keras, PRD : Hentikan Kekerasan Terhadap Rakyat
2 min readTerkait penyiraman air keras oleh orang tak dikenal kepada Erisyadi, aktivis Serikat Tani Nasional (STN), Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD), Agus Jabo Priyono akhirnya angkat bicara. Kebengisan yang mengakibatkan hampir seluruh badan melepuh itu mengharuskan pejuang agraria dirawat di RSUP Mohammad Hoesin Palembang.
Dalam pernyataannya, Agus Jabo Priyono menyayangkan tindak kekerasan yang kerap menimpa petani dan pejuang agraria dari zaman ke zaman. Padahal, perjuangan itu adalah persoalan hak untuk dapat mendapatkan penghidupan yang layak atau seridaknya untuk sekedar menyambung hidup mereka yang berada dalam belenggu kemiskinan.
“Sejak zaman kolonial sampai sekarang, kepemimpinan silih berganti, dari yg otoriter sampai yg “merakyat”, kekerasan terhadap Petani dan para Pejuang Agraria yang berjuang menpertahankan sejengkal tanah untuk menyambung hidup, tiada henti-hentinya, terus terjadi” tulisnya.
Lebih jauh menurutnya, ke depan salah satu problem besar umat manusia di dunia ini adalah pangan. Dan tulang punggung kedaulatan pangan adalah Petani, Nelayan serta Peternak. Jika alokasi ribuan hektar lahan hanya diprioritaskan untuk mengejar komoditi di sektor sawit dan tambang bagi para cukong, maka kehidupan kita ke depan semakin rawan.
Saat ini, akibat pandemi Covid-19, banyak negara produsen pangan, menahan bahan pangannya, tidak dieksport. Menjaga cadangan pangan di dalam negerinya masing-masing. Menurutnya, Indonesia harus berani mengevaluasi, bahwa konsep pembangunan ekonomi yang kapitalistik sangat rapuh, bahkan di negara gembongnya Kapitalisme itu sendiri.
“Saatnya membangun tatanan hidup baru, tatanan yang menjunjung tinggi prinsip Kedaulatan, Kemanusiaan, Persatuan dan Keadilan Sosial, salah satunya dengan membangun sektor pangan yang kuat serta berdaulat” tegasnya.
Menjadikan rakyat sebagai tulang punggung ekonomi, membuat UU yang mengatur kedaulatan pangan, mengalokasikan anggaran, tekhnologi, lahan dan tenaga kerja untuk pertanian, menjadikan Petani, Nelayan serta Peternak sebagai soko guru kedaulatan pangan. Jabo, sapaan akrabnya, juga menegaskan untuk tidak terus mengulang kesalahan di masa lalu, yang menjadikan negara hanya sebagai pelayan kapital.
“Saatnya berubah! Hentikan teror serta kekerasan terhadap rakyat!. Laksanakan Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945 secara konsisten, Indonesia maju, adil dan makmur” Tutupnya.
Terkait tindak penyiraman yang biadab itu, seluruh aktivis tani yang ada di Indonesia serentak mengeluarkan kecaman. Para penegak hukum didesak utuk segera mengusut tuntas kasus tersebut sampai selesai. Proses hukum mesti dijalankan untuk kemudian dipenjarakan jika terbukti bersalah. Terlebih lagi dikarenakan kasus ini merupakan kasus tindak pidana Murni.(*)